27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Direktur WALHI NTT, Umbu Wulang

Direktur WALHI NTT Tolak Pembangunan Pabrik Semen di Manggarai Timur, Ada Apa?

BatasNegeri – Direktur WALHI NTT, Umbu Wulang dalam kegiatan webinar di hotel Neo Aston mengatakan, mengapa kami WALHI NTT menolak pertambangan di NTT ( Manggarai Timur) karena ada beberapa alasan utama.

“Alasan-alasan tersebut yang pertama, alasan historika, kedua, alasan komitmen politik dan yang ketiga alasan teknis atau hal dilapangan”

Direktur WALHI NTT, menjelaskan, alasan pertama historika atau sejarah. Kita tahu bersama bahwa di NTT mengalami proses kebangkrutan dari masa ke masa dan kemudian tidak ada urusannya dengan kesejahteraan masyarakat.

“Kita tahu bersama dan mencatat sejarah komuditifikasi semua sumber daya alam (SDA) di NTT, mulai dari gaharu, cendana, sapi timor, kuda sumba, pertambangan diera orde baru dan diawal reformasi. Praktek-praktek eksploitasi itu kemudian tidak ada artinya bagi kesejahteraan bagi masyarakat” terangnya

Menurut Direktur WAHLI NTT, kita tahu bahwa cendana kita bangkrut, gaharu kita juga bangkrut serta mineral-mineral kita juga dihabisi serta sektor agraria kita juga berkecamuk.

“Semua cerita ini, proses pemangkrutan itu terjadi. Namun sekarang kita susah untuk menemukan kekayaan alam NTT yang khas dan ternyata tidak ada urusan dengan kesejahteraan rakyat. Contohnya, cendana habis, gaharu habis, mineralnya juga habis, sapi timor mengalami penurunan populasi serta kuda sumba. Dan semua ini, NTT menjadi Propinsi termiskin ke-3 di indonesia” tegas Umbu

Jadi, lanjut Umbu, kita mempunyai sejarah panjang bagaimana proses pemangkrutan semua hal di NTT itu tidak ada urusannya dengan kesejahteraan rakyat.

“Oleh karena alasan sejarah itu, bagaimana kita punya sejarah panjang bagaimana praktek-praktek eksploitasi yang difasilitasi oleh negara, terutama oleh pemerintah daerah baik tingkat kabupaten maupun propinsi, itu tidak ada urusannya dengan kesejahteraan rakyat”

Umbu menambahkan, tidak pernah ada cerita urusan pertambangan itu terkontribusi pada pendapatan hasil daerah secara signifikan.

Apabila kita membuka kembali file-file periode NTT dari awal sampai saat ini, bahwa tidak ada cerita tentang tambang memberikan kontribusi pada pendapatan hasil daerah dan kontribusinya bagi kesejahteraan masyarakat.

Menurut Umbu, alasan historika itulah yang kemudian memastikan kami untuk menolak pertambangan khususnya mineral batubara di NTT. Karena kami merasa bahwa tambang itu tidak layak diproduksi di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Ia juga menyampaikan, yang kedua alasan komitmen politik. Kita tahu bahwa Pak Gunernur dimasa kampanye dan dimasa pelantikan, Pak Gunernur mengatakan bahwa yang pertama moratorium tambang, dan tambang tidak cocok di NTT, pariwisata harus menjadi lokomotif untuk pembangunan di NTT.

Dan dengan empat prinsip yang Pak Gubernur paparkan itu, Akomodasi, Awareness, Amenitas dan Atraksi yang Pak Gubernur sampaikan, atas komitmen politik inilah yang kami melihat bukan sebagai komitmen politik semata. Tetapi juga sebagai komitmen moral, komitmen pelayanan seorang pemimpin terhadap warga negara, ketika Pak Gubernur mengatakan bahwa tambang tidak layak di NTT. Kata Umbu

Oleh sebab itu kami (WALHI) buat syukuran. Puji Tuha kali ini kita akan bebas dari pertambangan mineral batubara di NTT dan kita akan lebih banyak mengurus urusan lingkungan hidup yang berkaitan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

Dari komitmen politik itulah yang kami rasa untuk tidak membiarkan pemimpin kami ingkar terhadap janji politik yang ia sampaikan.

Kami sebagai warga negara wajib mengingatkan pemimpin kami bahwa, ia harus mengingat kembali semua janji politik itu yang kami yakini sebagai komitmen moralnya atas kesejahteraan NTT, dimana tambang tidak ada urusannya dengan kesejahteraan, pendapatan hasil daerah dan juga tidak ada urusan dengan kelestarian alam di NTT,” ujarnya.[*]

tribunnews