27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

KRI I Gusti Ngurah Rai, Spesialis Tenggelamkan Kapal Musuh

BatasNegeri – Inilah kehebatan KRI I Gusti Ngurah Rai atau KRI GNR-332, kapal perang TNI AL yang berhasil menenggelamkan kapal musuh di perbatasan RI-Malaysia dalam latihan perang.

Aksi KRI I Gusti Ngurah Rai ini merupakan simulasi dalam latihan Peperangan Anti Kapal Permukaan yang digelar di perairan perbatasan RI- Malaysia pada Rabu (24/02/2021).

Melansir dari intagram @tni_angkatan_laut, unsur-unsur gelar Koarmada II dibawah kendali operasi Gugus Tempur Laut Koarmada II menyelenggarakan latihan Peperangan Anti Kapal Permukaan yang dibalut dalam latihan penembakan (Gunery Exercise).

Kapal Perang TNI AL KRI I Gusti Ngurah Rai Penjaga Blok Ambalat. Kehebatannya diulas di artikel ini
Kapal Perang TNI AL KRI I Gusti Ngurah Rai Penjaga Blok Ambalat. Kehebatannya diulas di artikel ini (Facebook via Tribun Medan)

Gunery Exercise unsur BKO Guspurla dipimpin langsung Komandan Guspurla Koarmada II Laksma TNI Rahmat Eko Rahardjo yang onboard di KRI I Gusti Ngurah Rai.

Danguspurla mengatakan unsur yang terlibat dalam gunery exercise kali ini adalah KRI GNR-332, KRI BDK-623, KRI HIU-634 dan KRI PRI-851 yang menggunakan berbagai jenis kaliber meriam dari masing-masing KRI dalam latihan tersebut.

“Tujuan dari penggunaan berbagai kaliber meriam ini untuk melatih profesionalitas prajurit guna mempertahankan kesiapsiagaan tempur unsur gelar yang berada di bawah Komando Guspurla Koarmada II, ” terang Laksma Rahmat Eko.

Lebih lanjut, dalam latihan penembakan kali ini tetap dalam koridor keamanan informasi, dimana Emission Control (EMCON) unsur-unsur diatur secara tepat dan dinamis, sehingga kerahasiaan data Signal Intelligence tetap terjaga dan sukses dalam penembakan.

Diterangkan oleh Laksma Rahmat Eko, sasaran/kapal musuh yang disimulasikan (Killer Tomato) berhasil ditenggelamkan oleh Meriam kaliber 76mm Leonardo SRGM, Bofors 57mm, Bofors 40mm, kaliber 20mm dan 12,7mm.

“Kedepan latihan integrasi unsur gelar (Force Intregration Training) akan semakin ditingkatkan dan di evaluasi untuk mencapai keberhasilan operasi, ” harap Laksma Rahmat Eko mengakhiri keterangannya.

Ditempat terpisah Pangkoarmada II Laksda TNI I N.G. Sudihartawan berharap latihan Gunery Exercise unsur-unsur yang sedang operasi Pamtas RI-Malaysia ini dapat menjadi nilai tambah berfikir dan bertindak dalam rangka menegakan kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI.

Berikut foto-fotonya diunggah di instagram @tni_angkatan_laut.

Melansir dari Antara, KRI I Gusti Ngurah Rai merupakan kapal kedua proyek kapal SIGMA (Ship Integrated Geometrical Modularity Approach) dan masuk dalam kelas perusak kawal peluru kendali dengan tipe 10514 dan nomor proyek W000294.

Kapal ini merupakan hasil kerja sama alih teknologi antara PT PAL Indonesia dengan perusahaan kapal Belanda, Damen Schelde Naval Ship Building (DSNS).

Tanda tangan kontrak pembangunan kapal perang TNI AL kelas SIGMA ini dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Susilo Yudhoyono, pemotongan plat perdana pada 17 September 2014, peletakan lunas perdana pada 18 Januasi 2016, dan peluncuran badan kapal pada 20 September 2016, untuk selanjutnya diuji layar.

Kapal perang TNI AL ini mampu membawa 120 kru kapal dan memiliki kecepatan 28 knots/jam.

Dia memiliki kemampuan untuk perang empat matra sekaligus, perang permukaan sesama kapal perang, perang bawah air melawan kapal selam, perang udara dengan pesawat tempur, dan perang elektronika, serta mampu membajak sistem persenjataan dan kendali dari kapal perang musuh.

Kapal jenis SIGMA 10514 ini memiliki spesifikasi panjang 105,11 meter, lebar 14,02 meter, draft termasuk sonar 5,73 meter, dengan bobot penuh 3.216 ton.

Adapun persenjataan yang dimiliki KRI I Gusti Ngurai Rai-332 antara lain meriam utama OTO Melara 76/62 mm Super Rapid Gun, peluru kendali permukaan-ke-permukaan Exocet MM40 Block 3 yang jarak jangkaunya bisa sampai sejauh 180-200 km.

Selain itu juga ada peluru kendali permukaan-ke-udara MICA.

Rudal tersebut dirancang untuk bisa dioperasikan dalam waktu singkat dan beroperasi di segala cuaca serta dapat menyergap sasaran sejauh 20-25 km.

KRI ini juga dilengkapi dengan senjata Terma SKWS Decoy Launching System.

Ada lagi untuk keperluan bawah permukaan laut, yaitu torpedo AKS A–244S.

Torpedo ini masuk dalam kelas torpedo ringan berpandu yang memiliki kemampuan khusus dapat mengincar sasaran di perairan dangkal.

Serta ada juga meriam Close In Weapon System Millennium 35 mm untuk menangkis serangan udara dan ancaman permukaan jarak dekat.

Penjaga Blok Ambalat

KRI I Gusti Ngurah Rai juga disiagakan di Blok Ambalat, Kalimantan Utara, dalam rangka Operasi Gabungan Pengamanan Perbatasan Laut.

KRI I Gusti Ngurah Rai merupakan kapal kombatan dengan jenis Perusak Kawal Rudal (PKR), yang memiliki kemampuan peperangan elektronik melalui sistem electronic counter measure (ECM) dan electronic support measure (ESM) yang diintegrasi dalam combat management system (CMS).

“Ada lima KRI yang mendukung Opsgab (Operasi Gabungan) pengamanan perbatasan Ambalat, salah satunya KRI I Gusti Ngurah Rai,” ujar Komandan Gugus Tempur Laut (Guspurla) Koarmada II Laksamana Pertama TNI Rahmat Eko Rahardjo, dikonfirmasi di sela kunjungannya ke Mako Lanal Nunukan Kalimantan Utara, Senin (22/2/2021).

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel ‘Kapal Terbaru TNI AL Disiagakan untuk Jaga Blok Ambalat’

Operasi Gabungan ini dipimpin langsung Laksamana Pertama TNI Rahmat Eko Rahardjo.

“Saya on board di KRI I Gusti Ngurah Rai, BKR 105, kapal terbaru yang dimiliki TNI AL,” imbuhnya.

KRI yang memiliki panjang 105,11 meter dan berat 2.365 ton ini, didukung dengan keberadaan helikopter jenis Panther AS 565 MBE dengan nomor lambung HS 4211.

Dengan kecepatan terbang mencapai 170 knot, serta kemampuan mendeteksi kapal selam, membuat helikopter ringan ini cukup diandalkan sebagai mata, telinga dan dukungan senjata bagi KRI GNR.

“Opsgab kami juga didukung dengan gelar pasukan Satgas Marinir Ambalat di sepanjang perbatasan Pulau Sebatik.

Selain itu, ada Pangkalan TNI AL Nunukan juga Lantamal Tarakan yang mendukung kebutuhan logistik untuk satuan operasi,” imbuhnya.

Dijelaskan, Operasi Gabungan Pengamanan Perbatasan Ambalat, merupakan sebuah operasi rutin yang intens dilakukan TNI AL.

Selain untuk menjaga wilayah perbatasan laut RI, Operasi Gabungan ini dimaksudkan juga sebagai unjuk kekuatan pasukan tempur laut, yang dimiliki Indonesia.

“Saat ini, kondisi Blok Ambalat kondusif. Kita tidak menemukan adanya tindak pelanggaran batas atau tindak ilegal di Ambalat,” katanya. (tribunnews)