4 Oktober 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Proyek Listrik di Krayan Rampung Dikerjakan

BatasNegeri – PT PLN (Persero) tengah merampungkan 19 proyek listrik di Desa Krayan, Kalimantan Utara. Krayan merupakan salah satu desa terdepan, terluar dan tertinggal (3T) yang berbatasan langsung dengan Malaysia sebagai upaya mewujudkan keadilan energi ke ujung negeri.

Hingga akhir April 2021, proses konstruksi infrastruktur kelistrikan telah mencapai 90 persen. Guna melistriki desa tersebut, PLN mengeluarkan investasi sebesar Rp23,5 miliar.

Direktur Bisnis Regional Sumatera dan Kalimantan Wiluyo Kusdwiharto mengatakan, PLN menargetkan listrik ini dapat dinikmati oleh masyarakat di desa-desa tersebut menjelang HUT RI ke 76 pada Agustus 2021. Ia mengatakan tidak hanya sebagai alat penerang, hadirnya listrik di perbatasan akan semakin menjaga kedaulatan bangsa dan negara.

Ia mengatakan total ada 19 desa yakni tujuh desa di Terang Baru (Krayan), enam desa di Brian Baru (Krayan Barat), enam desa di Tanjung Karya (Krayan Barat), dan dua desa di Tang Paye (Krayan Barat).

“Kami akan lakukan percepatan penyelesaian agar listrik untuk 19 desa ini bisa menjadi kado manis menjelang HUT RI yang ke 76 nanti,” ujar Wiluyo dalam keterangan resmi, Minggu, 2 Mei 2021

Listrik ini nantinya akan menerangi fasilitas publik di antaranya Rumah Sakit Pratama Krayan, Sekolah, Puskesmas, Kantor Balai Desa, dan Toko Indonesia. Toko Indonesia merupakan sebuah toko yang diinisiasi oleh Pemerintah Daerah guna memberikan suplai kebutuhan produk dalam negeri agar tidak kalah saing dengan produk negara tetangga yang selama ini banyak dikonsumsi warga Krayan

Lebih lanjut, kata Wiluyo, Melistriki daerah perbatasan bukanlah perkara mudah. Sulitnya akses dan medan jalan yang ekstrem menjadi tantangan tersendiri dalam melistriki daerah 3T.

Untuk melistriki Krayan, material kelistrikan dikirim dari Berau, Kalimantan Timur. Material ini akan dibawa melewati jalur laut dengan rute Berau-Tarakan, dilanjutkan dengan pesawat dari Tarakan menuju Bandara Yuvai Semaring Long Bawan, Krayan.

“Dalam proses pengiriman, tiang baja yang berukuran besar harus dipotong-potong dulu supaya muat diangkut dalam pesawat. Komponen genset, mesin dan generatornya harus saling dilepas supaya bisa masuk pesawat. Karena rutenya nyambung darat, laut dan udara, pengiriman material bisa menempuh waktu hingga empat hari,” jelas Wiluyo. (medcom)