27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

KSP: Sinyal Pemulihan Ekonomi Semakin Terlihat

BatasNegeri – Kantor Staf Presiden (KSP) menyebut sinyal pemulihan ekonomi Indonesia dari tekanan corona semakin jelas terlihat.

Itu salah satunya bisa ditangkap dari data Badan Pusat Statistik yang menunjukkan neraca dagang surplus US$2,19 miliar per April 2021 kemarin.

“Pemerintah optimistik kondisi perekonomian Indonesia akan terus mengalami perbaikan yang signifikan,” ungkap Deputi III Kepala Staf Kepresidenan Panutan Sulendrakusuma dalam pernyataan yang dikeluarkan di Jakarta, Senin (24/5).

Sementara jika dibandingkan dengan April 2020, total ekspor pada April 2021 meningkat 51,94 persen dengan rincian ekspor non migas meningkat 51,08 persen sedangkan ekspor migas meningkat 69,60 persen.

Panutan merinci surplus perdagangan Indonesia tidak lepas dari kinerja ekspor yang terus membaik. Pada April 2021, total ekspor Indonesia mencapai US$18,48 miliar atau naik sebesar 0,69 persen dari posisi Maret 2021

“Ini membuktikan konsistensi langkah pemerintah untuk memulihkan ekonomi di tengah ketidakpastian dan dinamika pemulihan ekonomi global,” tambah Panutan.

Panutan juga menyampaikan, sinyal pemulihan ekonomi terus menguat dari kenaikan impor bahan baku/penolong dan barang modal. Pada April 2021 impor barang bahan baku/penolong naik 33,24 persen dan barang modal meningkat 11,55 persen dibandingkan April 2020.

“Peningkatan impor yang tinggi pada kelompok bahan baku/penolong dan barang modal menunjukkan pemulihan ekonomi yang cukup buat pada kuartal II 2021 ini,” jelas Panutan.

Sebagai informasi surplus neraca dagang April kemarin dicatat dengan beberapa negara. Satunya, Amerika Serikat.

Tercatat pada April kemarin Indonesia menikmati surplus perdagangan dengan Amerika Serikat hingga US$1,2 miliar.

Selain dengan Amerika, Indonesia juga menikmati surplus perdagangan dari Filipina  sebesar US$554 juta dan India US$439,9 juta. Namun dengan beberapa negara lain mengalami defisit, seperti dengan China sebesar US$652,1 juta, Australia US$418,3 juta, dan Thailand US$248,1 juta. (cnn)