27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Regenerasi Petani Muda Sudah Dimulai dari Tanah Sumba

BatasNegeri – Resonansi regenerasi petani tengah terjadi di seluruh penjuru Indonesia, tak terkecuali di Indonesia Timur.

Di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur menjadi salah satunya. Di sini, Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil menumbuhkan kelompok tani yang beranggotakan anak-anak muda melalui program bernama PWMP KUB atau Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian Kelompok Usaha Bersama.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan bila pembangunan pertanian ke depan akan dilanjutkan oleh generasi muda.

“Petani itu keren, bertani itu hebat, maka kalian generasi muda jangan ragu untuk bertani,” tuturnya.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyatakan bahwa PWMP KUB diharapkan dapat menumbuhkan dan mengembangkan jiwa generasi muda di bidang pertanian.

“Melalui PWMP diharapkan dapat mengembangkan peluang bisnis bagi generasi muda pertanian yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) sehingga mampu menjadi job-creator di sektor pertanian,” katanya.

Adalah kelompok Kawangu Banna yang berhasil merintis usaha pertanian di Kelurahan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur.

Kelompok tani beranggotakan 23 petani muda dengan berbagai background pendidikan itu telah melaksanakan usaha pertanian hortikultura di tanah seluas 0,4 hektare. Komoditas yang dibudidayakan antara lain kangkung, terong, tomat, cabai, pare hingga bawang.

Ketika dikunjungi, Kamis 9 September 2021, Ketua Kelompok Kawangu Banna menuturkan bahwa ide usaha pertanian itu tercetus ketika melihat potensi pertanian di Sumba yang masih belum banyak diolah.

Kecamatan Pandawai sendiri adalah salah satu kecamatan dengan potensi pertanian, peternakan, perkebunan hingga perikanan terbesar di Sumba Timur.

Dalam bertani, Kelompok Kawangu Banna menggunakan teknologi irigasi tetes dalam budidaya pertaniannya.

Irigasi tetes sendiri merupakan metode irigasi yang memberikan air dalam bentuk tetesan secara terus menerus di area perakaran tanaman dengan menggunakan alat pemancar.

Metode ini telah terbukti berhasil menghemat air, pupuk serta tenaga dan waktu.

Ke depannya usaha pertanian memang harus menggunakan teknologi agar tidak lagi dikenal sebagai sektor yang ‘kotor’ atau banyak membutuhkan tenaga kasar.

Kelompok Kawangu Bunna pun memiliki rencana mengemas produknya secara modern sehingga dapat bersaing di pasar. Diperkirakan beberapa produk dapat dipanen selama beberapa pekan ke depan.

Kelompok Tani Kawangu Banna hanyalah salah satu potret dari gencarnya regenerasi petani muda di Indonesia. (tribunnews)