27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Ribuan Kapal Perang China di Natuna Utara? Begini Penjelasan Bakamla

BatasNegeri – Kepala Bagian Humas dan Protokol Badan Keamanan Laut (Bakamla) Kolonel Wisnu Pramandita menjelaskan soal kondisi di Laut Natuna Utara (LNU) yang dihuni ribuan kapal asing, terutama kapal China dan Vietnam.

Seperti diketahui, ribuan kapal asing bercokol di LNU membuat geger publik di Tanah Air beberapa hari terakhir. Kapal-kapal itu dilaporkan masuk ke Natuna bagian utara, masuk Laut China Selatan (LCS), yang merupakan teritori Indonesia.

Wisnu menjelaskan bahwa kata ‘ribuan’ yang disampaikan oleh Sestama Bakamla Laksda TNI S. Irawan itu bermakna umum, tidak dalam waktu yang berdekatan dan juga mencakup Laut China Selatan.

“Laut Natuna Utara kan berbatasan langsung dengan Laut China Selatan,” ujar Wisnu, seperti dikutip dari keterangan resmi Bakamla, Sabtu (18/09/2021).

Dia menyebut bahwa ribuan kapal asing yang hadir dipengaruhi faktor geografis LNU yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan.

“Laut Natuna Utara memang banyak kapal asing karena wilayah tersebut merupakan pintu masuk dari dan keluar lalu lintas kapal yang melalui Selat Sunda dan Selat Malaka,” tutur Wisnu.

Lebih lanjut Wisnu menjelaskan bahwa Bakamla sedang mengajukan rekomendasi kebijakan dan strategi guna menghadapi situasi di perbatasan laut ke Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam). Kebijakan itu termasuk menjaga perbatasan di Laut China Selatan.

Dalam rekomendasi tersebut, menurutnya tidak hanya diperlukan kehadiran aparat, tapi juga pelaku ekonomi, termasuk nelayan dan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi di bawah wewenang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta kegiatan penelitian.

Selain itu, Bakamla juga menyusun rencana aksi terkait rekomendasi itu, salah satunya mendorong konsep pembentukan Nelayan Nasional Indonesia.

Saat ini, Bakamla tengah menyusun rencana aksi terkait rekomendasi kebijakan tersebut, salah satunya adalah mendorong konsep pembentukan Nelayan Nasional Indonesia yang bertujuan mendorong kehadiran pelaku ekonomi sekaligus mendukung kegiatan monitoring di wilayah penangkapan ikan di LNU

Sementara itu, Kepala Bakamla Laksamana Madya (Laksdya) Aan Kurnia menegaskan, situasi di LNU tetap aman terkendali.

“Sekarang nelayan tidak perlu khawatir serta dapat tetap beraktivitas sebagaimana biasanya,” ucap Aan.

Sebelumnya, Sekretaris Utama Badan Keamanan Laut Laksda S. Irawan dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di kompleks parlemen, Jakarta, Senin (13/9/2021) mengatakan bahwa ada ribuan kapal milik Vietnam dan China yang masuk perairan Natuna, dekat Laut China Selatan. Kapal-kapal tersebut, dianggap mengganggu aktivitas pertambangan kapal Nasional.

“Kalau kita lihat di pantauan radar atau pantauan dari Puskodal kami, sampai saat ini di daerah overlapping itu masih ada 1, 2, 3, 4, 5, 6 kapal-kapal Vietnam, pantauan radar, termasuk kapal-kapal coast guard China,” kata Irawan, Senin (13/9/2021).

“Begitu dilihat kasat mata ataupun langsung pengamatan udara, itu bahkan sampai ratusan, mungkin ribuan kapal yang ada di sana,” imbuhnya.

Di kesempatan yang sama, Irawan juga menyebut ada ratusan atau ribuan kapal China dan Vietnam yang memasuki perairan Indonesia di Natuna Utara. Kapal-kapal tersebut tidak terdeteksi radar. (cnbc)