27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Bupati Sangihe, Jabes Ezra Gaghana

Sangihe Siap Bendung Teroris dari Marawi

BatasNegeri – Bupati Sangihe, Jabes Ezra Gaghana menyatakan, pihaknya sudah sejak lama bersama TNI baik angkatan darat maupun laut siaga mengamankan daerah perbatasan yakni, Marore dan sekitarnya dari masuknya jaringan teroris Marawi, Filipina Selatan.

Jabes pun meyakini pihaknya tidak akan mampu menjaga daerah perbatasan tanpa keterlibatan masyarakat.

‘’Kami berusaha berbaur dan mencari informasi apa saja dari masyarakat secara langsung, ‘’ ujar senior Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) ini.

Dia mengatakan, pekan lalu tepatnya 11 dan 12 Mei lalu, bersama jajaran Forum Komunikasi Pemerintahan Daerah (Forkompinda) Sangihe mengadakan kegiatan Me’ Dasseng yang kesepuluh di Kecamatan Marore dengan diikuti warga di Pulau Marore, Pulau Kawio dan Pulau Matutuang.

‘’Tujuannya kita menyerap secara langsung aspirasi dari masyarakat. Saya juga senang Me’ Dasseng kali ini diikuti semua jajaran Forkompinda, ‘’ ujarnya, kemarin.

Keluhan masyarakat terbanyak soal pendidikan, kesehatan dan keamanan perbatasan.

‘’Pendidikan misalnya soal honor dari guru yang masih berstatus Tenaga Harian Lepas (THL), perawat dan tenaga medis yang sering pulang kampung, sehingga warga kebingungan jika ada anggota keluarganya yang sakit, ‘’ ujarnya.

Bupati Sangihe mengaku bersama Wakil Bupati Sangihe, Helmut Hontong juga telah melakukan pengecekan secara langsung terhadap sarana dan prasarana di sana. ‘’Kami mengunjungi sarana Puskesmas, sekolah dan fasilitas lainnya, ‘’ ujarnya.

Terkait perbatasan, pihaknya bersama Danlanal Tahuna, Dandim dan unsur TNI lainnya yang bertugas di perbatasan terus meningkatkan pengawasan. ‘’Terutama di Marore, Kawio dan Matutuang kami memang mengawasi secara ketat, ‘’ ujarnya.

Dia menambahkan, pihaknya bersama Forkompinda sempat mampir mengunjungi proyek penahan aberasi laut yang pengerjaannya masih sedang berlangsung.‘’ Proyek ini ditangani langsung pusat melalui balai, anggarannya kurang lebih Rp 169 miliar, ‘’ ujarnya.

Saat itu, pihak pengerja sempat mengeluhkan permintaan ganti rugi dari warga yang mencapai Rp 400 ribu per meter. ‘’Soal ini saya langsung memberikan pengertian kepada warga, ‘’ ujarnya.[*]

tribunnews.com