BatasNegeri – Prinsip pembangunan mengatakan: membangun sebuah wilayah harus berbasis pada potensi sumber daya alam yang dimiliki. Dan bahwa pembangunan harus berorientasi pada terciptanya kesejahteraan rakyat, khususnya rakyat kecil.
Deskripsi tentang prinsip pembangunan itu, rasa-rasanya sudah tercermin pada kondisi terkini di wilayah Kuningan, Jawa Barat. Di Kabupaten yang berada di sekitar kaki Gunung Ciremai ini, dikenal bertanah subur dan memiliki sumber air melimpah
Potensi alam yang luar biasa ini mendorong Pemerintahan Jokowi memacu percepatan pembangunan Waduk Cebeureum, yang kini sudah berganti nama menjadi BENDUNGAN KUNINGAN.
Pembangunan Bendungan ini sudah mencapai 80-an persen, sehingga target selesai pada 2020 bisa diperpendek menjadi pertengahan 2019.
Pembanguna waduk yang dimulai pada 2013 dan sempat mangkrak pada 2014 ini disambut gembira warga sekitar, kendatimereka harus kehilangan tempat tinggal dan lahan pertanian untuk dijadikan daerah genangan air.
Pengorbanan warga dari lima desa terdampak itu, kini mulai berbuah manis.
Sebagian warga sudah menempati rumah baru yang dibangun oleh kontraktor di tiga titik relokasi.
Ganti untung yang disebut pak Modil tidaklah berlebihan. Rumah baru permanen yang kini ia tempati bersama keluarganya boleh dibilang mewah, ketimbang rumah lamanya yang berbahan kayu dan bambu, dan kondisinya pun mulai reyot.
Ganti untung juga diakui dua ibu tetangga pak Modil. Raski dan Dasri mengaku gembira mendapatkan pembayaran atas tanah dan pekarangan rumah lamanya dengan harga dua kali lipat dari harga pasaran setempat.
Uang ganti rugi atas kebunnya yang berukuran sekitar 2 ribu meter persegi, telah digunakan untuk membeli kebun baru berukuran dua kali lipat, lengkap dengan tanaman jati dan buah-buahan yang dalam tua-tiga tahun lagi siap dipanen.
Kesaksian ketiga warga yang menempati area relokasi Cimara Desa Randusari itu, mirip dengan kesaksian Taris yang tinggal di area relokasi Tanjung kerta.
Ekspresi kebahagiaan jelas terpancar dari wajah Taris dan para ibu tetangganya. Rumah barunya itu telah dilengkapi secara cuma-cuma dengan perabot rumah tangga serba baru, seperti sofa, tempat tidur dan meja makan.
Sebagai tempat hunian baru, memang masih banyak kekurangan yang mereka alami. Di musim kemarau panjang ini, Taris dan tetangganya harus mengangkut air bersih dari kali, lantaran sumur bor yang disiapkan kontraktor belum berfungsi optimal.
Namun hal itu tidak mengurangi rasa terima kasih mereka kepada Pemerintah yang sangat peduli terhadap kehidupan rakyat kecil.
Soal pembangunan Bendungan Kuningan, Taris dan ibu-ibu tetangganya mengaku sudah merasakan hikmatnya, setidaknya melalui rumah baru yang kini mereka tempati. Masih ada impian lain yang mereka harapkan dari keberadaan waduk itu, yaitu, kelak bisa menopang ekonomi keluarga mereka. Seraya berharap semoga Bapak Jokowi terpilih kembali, karena Jokowi sudah berkunjung ke lokasi waduk dan sudah mengetahui kondisi mereka yang berada di sekitar lokasi proyek itu.
Dukungan yang sama juga datang dari Pak Modil dan ibu-ibu tetangganya di titik relokasi Cimara.[*]
Redaksi
More Stories
Belajar dari Rote: Sekolah di Perbatasan, Ilmunya dari Penjuru Dunia
Dampak kemarau di perbatasan Indonesia-Timor Leste
Nelayan Johor Keluhkan Polusi dan Ikan yang Berkurang, Causeway Singapura-Malaysia Disebut Biang Keladinya