27 Maret 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Jokowi Tegaskan Pentingnya Teknologi Drone

Presiden Jokowi mengingatkan kepada jajaran bidang pertahanan bahwa teknologi militer makin pesat, drone yang dahulu sebagai pesawat biasa kini jadi senjata yang merusak dan mematikan. Jokowi sempat menyebut peristiwa besar tiga pekan lalu terkait drone.

Di Bandara Internasional Baghdad sempat terjadi serangan udara, di Baghdad, Irak, Jumat pagi, 3 Januari 2020. Setelah itu, Pentagon mengatakan bahwa militer AS telah membunuh Jenderal Qassem Soleimani, kepala Pasukan Quds elit Iran, atas arahan Presiden Donald Trump.

“Sekarang pun kita merasakan bagaimana teknologi drone dipersenjatai bisa mengejar tank, kendaraan militer dan menghabisi dari jarak dekat maupun tidak dekat dan tepat sasaran. Saya lihat peristiwa dalam 2 minggu, 3 minggu kemarin,” ujar Jokowi dalam rapat pimpinan Kemhan-TNI-Polri di Lapangan Bhinneka Tunggal Ika, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (23/1/2020).


Jokowi menjelaskan soal teknologi militer yang kemudian digunakan untuk masyarakat umum seperti GPS, handphone, dan drone.

“Dan TNI kita juga harus berani memulai, membangun barang-barang yang tadi saya sebutkan karena semua yang ada di industri bisnis dimulai dari peralatan militer. Entah GPS, HT, Handphone, drone, dimulai dari masuk dunia bisnis. Tapi semuanya dari industri militer. Semua negara, termasuk Indonesia,” kata Jokowi.

Saat ini, Indonesia sedang mengembangkan drone canggih yang bisa jadi alat pengintaian untuk kepentingan pertahanan. Konsorsium yang terdiri dari BPPT, Kemenhan, TNI AU, PT DI, PT Len, dan ITB sudah mampu membuat prototipe pesawat drone bertipe Medium Altitude Long Endurance (MALE) bernama ‘Black Eagle’ atau Elang Hitam.

Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa BPPT Wahyu Widodo Pandoe kepada CNBC Indonesia, mengatakan unit drone MALE yang hari ini (30/12) mulai roll out atau keluar hanggar PT DI di Bandung adalah prototipe pertama dari rencana empat prototipe hingga 2022.

“Sekarang prototipe pertama untuk development, lalu kedua pada 2020 untuk kepentingan sertifikasi, prototipe ketiga uji struktur pada 2021, dan prototipe keempat pada 2022 untuk kombatan,” kata Wahyu, Senin (30/12).

Wahyu mengatakan pada prototipe kombatan, maka drone Male bisa membawa senjata antara lain rudal, bom dan lainnya yang dirancang maksimal berbobot 300 kg.

Ia bilang drone Male ini akan diproduksi oleh PT DI, pihak BPPT hanya menyiapkan proses sampai tahap siap produksi massal termasuk memastikan lolos uji sertifikasi.[*]

cnbcindonesia