26 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Manfaatkan Momen Hari Lahir Pancasila, MPPI Salurkan 1.000 Masker Bagi Warga Nongsa Pantai, Batam

BatasNegeri – Yayasan Masyarakat Peduli Perbatasan Indonesia (MPPI) memanfaatkan momen bersejarah Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2020, untuk berbagi dengan masyarakat hinterland di tengah pandemi Covid-19.

Hal itu dilakukan para volunteer MPPI Perwakilan Batam pada 1 Juni 2020. Di bawah koordinator Yan, mereka membagikan 1.000 masker dan cairan hand sanitizer kepada masyarakat pesisir di Batam, yaitu di persisir Nongsa Pantai, Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa, sebagai wilayah yang langsung berdekatan dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia.

Yan, Perwakilan MPPI Batam, mengatakan, bantuan yang disalurkan merupakan bentuk dukungan kepada Pemerintah yang akan menetapkan status Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) khusnya Batam sebagai salah satu wilayah yang akan menjalankan Kehidupan Normal Baru atau New Normal.

“Pancasila sebagai dasar kita hidup bersosial. Dalam masa pandemi Covid-19 dan New Normal kita mengajak masyarakat untuk tetap hidup sehat dengan mematuhi protokol kesehatan,” ujarnya dalam penyerahan bantuan di Nongsa Pantai.

Ia mengatakan, memasuki masa New Normal ini, masyarakat harus sadar dengan bahaya penyebaran virus corona ditengah lingkungan. Untuk itu, masker dan cairan hand sanitizer yang diberikan diharapkan mampu membangun kesadaran masyarakat akan penting kesehatan.

Aripin, Ketua Rukun Warga (RW) 006 Nongsa Pantai mengucapkan terima kasih kepada perwakilan MPPI Batam yang turut serta peduli kepada masyarakat pesisir seperti Nongsa Pantai. “Kami ucapkan terima kasih atas kepedulian kawan kawan MPPI. Bantuan dan himbauan yang disampaikan akan kami manfaatkan sebaik mungkin dalam menjaga kesehatan,” ujarnya.

Selain membagikan masker dan hand sinitozer, perwakilan Yayasan Masyarakat Peduli Perbatasan Indonesia (MPPI) Batam juga menyempatkan waktu mendengarkan keluhan dari masyarakat Nongsa Pantai.

Poin yang disampaikan oleh tokoh masyarakat adalah tidak adanya penyelesaian kiriman limbah minyak jenis slag oil di sepanjang bibir pantai. Permasalahan ini terjadi setiap tahun pada masa Musim Utara.

“Kami juga berharap pemerintah pusat maupun daerah bersedia membangunkan pelabuhan rakyat. Selain masyarakat nelayan, pelabuhan ini juga bermanfaat untuk pelancong yang ingin menyeberang ke Pulau Putri, karena kalau air sedang surut kasian masyarakat harus turun bout dan berjalan kaki,” katanya.

Yan menambahkan, setiap keluhan masyarakat persisir khususnya yang berada di wilayah perbatasan akan ditembuskan ke perwakilan MPPI pusat. Agar dapat disampaikan langsung kepada Pemerintah Pusat.

“Keluahan ini kami tampung dan kami sampaikan ke pusat,” tutupnya. (batamtoday.com)