27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Kerukunan Menjadi Kunci Persatuan Indonesia

BatasNegeri – Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin mengajak para pimpinan agama di Indonesia untuk selalu mempromosikan harmoni dan kerukunan di antara kalangan pemeluk umat beragama di Indonesia. Sebab harmoni dan kerukunan adalah kunci kokohnya pilar persatuan Indonesia seperti disepakati para pendiri bangsa yang terwujud dalam Pancasila.

Dalam pidato yang disampaikan secara virtual di hadapan peserta Dialog Nasional Lintas Iman bertema “Peran dan Tantangan Agama di Masa Pasca Pandemi”, Selasa (14/7/2020), Wapres Ma’ruf Amin menyatakan dirinya mengajak semua menjaga aset terpenting yang dimiliki Indonesia bangsa yang majemuk.

“Yaitu harmoni dan kerukunan antar pemeluk agama. Harmoni dan kerukunan adalah kunci kokohnya pilar persatuan Indonesia. Hanya dengan persatuan nasional yang teguh kita bersama akan mampu menghadapi semua cobaan dan tantangan demi kemajuan bangsa, khususnya dalam menghadapi dan mengatasi wabah covid-19,” kata Ma’ruf Amin.

Dirinya menaruh harapan besar dan yakin bahwa seluruh pimpinan organisasi keagamaan dan para tokoh agama mampu mengajak para umat dan segenap masyarakat tetap tabah, tidak berputus asa atau menyerah pada nasib. “Tapi justru bertambah semangatnya untuk bertahan dan mencari inovasi serta memacu kemajuan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan pandemi Covid-19,” kata Kiai Ma’ruf.

Kata Wapres, peran para tokoh agama pada masa pasca pandemi sama pentingnya seperti pada waktu masa pandemi. Peran agama yang utama memang mengajarkan kebaikan dan menjaga ketakwaan umat. Namun tidak kalah penting adalah peran dalam mendorong semangat umat untuk mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi guna mewujudkan kemaslahatan atau kemanfaatan bagi umat manusia. Pada saat yang sama sangatlah penting untuk memastikan bahwa kemajuan Iptek harus berjalan sering dengan terjaganya keimanan dan ketakwaan umat beragama.

Dilanjutkannya, kemajuan Iptek di tengah arus globalisasi adalah suatu keniscayaan yang tidak mungkin dihindari. Selain berbagai manfaat yang telah dirasakan, kemajuan Iptek juga membawa dampak disruptif atau perubahan mendasar yang mengubah cara dunia beraktifitas, berbisnis, berproduksi, bertransaksi, dan berinteraksi. Tapi Iptek juga menuntut kemampuan lebih bangsa kita untuk maju dan mampu bersaing agar tidak hanya menjadi penonton ataupun konsumen dan pasar bagi negara lain yang lebih maju.

“Dalam kaitan itulah saya meyakini pentingnya peran agama sebagai pembawa terang atau pencerahan dalam mendorong suatu gerakan perbaikan dan perubahan atau al-ishlahat, baik dalam bidang pendidikan, dakwah, kesehatan, maupun ekonomi,” kata Ma’ruf.

“Kita pun sama-sama memahami bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu bangsa kecuali kita berusaha keras untuk mengubah nasib kita sendiri.”

Acara itu sendiri rencananya dihadiri juga oleh Menteri Agama Fachrul Razi, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Kardinal Ignatius Suharyo dari KWI, Pendeta Gomar Gultom dari PGI, Budi Tanuwibowo dari Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia, Sri Hartati Murdaya dari Wali Umat Buddha Indonesia, Wisnu Bawa Tenaya dari Parisada Hindu Dharma Indonesia, dan Nifasri dari Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama. (beritasatu)