27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Kelapa Pandan Wangi dari Perbatasan Kaltara Jadi Idola Nusantara

BatasNegeri – Pernah melihat pohon kelapa yang buahnya bisa di petik tanpa perlu memanjat? Kelapa Pandan Wangi contohnya.

Pertambahan tinggi varietas kelapa ini sangat lambat. Namun usia berbuah kelapa Pandan Wangi sangat cepat antara 3 sampai 3,5 tahun, lebih pendek dari kelapa biasa yang mencapai 6 sampai 7 tahun.

Selain cepat berbuah, kelapa pandan wangi memiliki rasa yang lebih manis, ditambah aroma wangi pandan yang semakin menggugah selera.

Kelapa Pandan Wangi merupakan salah satu kelapa eksotik dengan karakter spesifik aroma wangi pandan pada sabut, air dan daging buahnya serta citra rasa pandan dan manis pada air dan daging buah.

Bibit Kelapa Pandan Wangi, bibit kelapa unggul dari perbatasan Kalimantan Utara siap dikirim ke Balikpapan, Kalimantan Timur
Bibit Kelapa Pandan Wangi, bibit kelapa unggul dari perbatasan Kalimantan Utara siap dikirim ke Balikpapan, Kalimantan Timur (HO)

Hal tersebut menjadikan kelapa Pandan Wangi perbatasan banyak menarik minat bukan hanya untuk konsumsi tetapi menarik minat para peneliti sebagai objek risetnya.

Pejabat Karantina Tarakan wilayah kerja Nunukan memastikan bibit kelapa Pandan Wangi sebanyak 166 batang bebas dari OPT/OPTK dengan melakukan pemeriksaan terhadap kelapa pandan wangi yang berumur 12 bulan di persemaian.

Setelah dinyatakan bebas dari OPT/OPTK selanjutnya diterbitkan sertifikat kesehatan tumbuhan dan kelapa pandan siap berlayar ke Balikpapan.

Menurut data IQFAST, pada periode bulan Januari sampai Juli 2020, Karantina Tarakan Wilker Nunukan melakukan sertifikasi bibit kelapa Pandan Wangi sebanyak 16 sertifikat dengan total 399 pohon dengan tujuan hampir seluruh Indonesia.

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan, drh Akhmad Alfaraby juga tidak henti-hentinya meminta masyarakat Kalimantan Utara untuk selalu melaporkan komoditas pertanian yang akan dilalulintaskan kepada Pejabat Karantina Pertanian, untuk mencegah tersebarnya OPTK di wilayah Indonesia.

“Kalau bukan kita siapa lagi. Kalau bukan sekarang kapan lagi,” ucap dia, Sabtu (25/7/20).[*]

tribunnews