27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Telkomsel Permudah Komunikasi di Perbatasan Indonesi-Malaysia

BatasNegeri – Di era digitalisasi alat komunikasi jarak jauh sangat dibutuhkan untuk mempersingkat jarak dan waktu. Jika warga perbatasan sebelum masuknya jaringan Telkomsel hanya mengandalkan alat komunikasi radio atau telepon satelit, kini tidak lagi. Pasalnya, dari dalam rumah masing-masing warga sudah memiliki telepon seluler yang bisa terhubung ke jaringan Telkomsel.

Hal itu diakui Kepala Adat Besar Krayan Darat, Rining Liang yang berada di Desa Long Bawan Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara. Wilayah ini berbatasan langsung dengan negara Malaysia.

Rining mengatakan, sebelum jaringan Telkomsel hadir di Krayan, berkomunikasi dengan kerabat di luar Krayan cukup sulit. Apalagi akses menuju Krayan cukup membutuhkan biaya besar karena hanya dapat menggunakan alat transportasi udara jenis pesawat kecil (Map).

“Kalau dulunya sebelum ada Telkomsel ya palingan lewat radio atau telepon satelit. Radio itu berada di kecamatan, radio milik map kita pakai, jarak ke sana cukup jauh bagi warga yang di luar desa Long Bawan,” ujar Rining kepada benuanta.co.id melalui sambungan telepon, Sabtu, 29 Agustus 2020.

Dengan adanya Telkomsel, menurut Rining sangat membantu karena bisa menghemat pengeluaran. Rining bersyukur atas kepedulian pemerintah membangun jaringan Telkomsel di perbatasan.

Sementara itu, Camat Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan Heberli menceritakan, jaringan Telkomsel mulai terhubung di wilayah Krayan pada tahun 2017 lalu. Namun jangkauan jaringan masih terbatas. Kemudian pada tahun 2019 ada peningkatan jaringan sehingga hampir semua desa di Kecamatan Krayan sudah bisa terhubung dengan jaringan Telkomsel.

“Hampir semua wilayah di Krayan itu untuk jaringan Telkomsel sudah masuk. Ada beberapa BTS dibangun kabarnya mau ditingkatkan lagi supaya bisa 4G guna untuk mengimbangi handphone yang dimiliki kebanyakan masyarakat,” jelas Heberli.

“Hampir semua desa di Krayan sudah bisa mengakses jaringan Telkomsel, hanya saja untuk layanan internet sebagian titik lokasi yang dapat mengaksesnya,” lanjutnya.

Lebih lanjut dijelaskan Heberli, adapun spot yang dapat mengakses jaringan internet diantaranya kantor camat, kantor Balai Pertemuan Umum (BPU), dan sebagian sekolah yang dibangun oleh kementerian komunikasi.

“Kita berharap layanan internet bisa melayani semua masyarakat, kalau sekarang layanan internet mesti datang ke lokasi tertentu. Nah, ke depannya kalau bisa dari rumah masing-masing warga bisa mengakses internet, di manapun berada,” terangnya.

Pengalaman Heberli sebelum masuk Telkomsel di Krayan, untuk mengetahui kabar anak yang menuntut ilmu di luar daerah mesti menggunakan telepon satelit berbayar.

“Jadi, kalau mau menghubungi anaknya yang sekolah mesti merogoh kocek cukup tinggi. Hanya di Krayan saja yang tersedia alat komunikasi berbayar waktu itu, warga di desa lain mesti datang jauh-jauh kalau kita mau tahu kondisi anak kita yang sekolah di luar atau kalau ada keluarga yang sedang sakit,” urainya.

Tidak dipungkiri masih ada wilayah blank spot di Krayan.Itu dikarenakan letak geografis Kecamatan Krayan yang memiliki banyak pegunungan sehingga jaringan terhalang dan tidak dapat dijangkau beberapa desa tertentu. Namun, menurut Heberli, secara umum semua desa sudah dapat mengakses jaringan Telkomsel.

“Memang ada blank spot karena jangkauan BTS ini terbatas tapi sekarang jauh lebih mudah kita yang sekarang,” jelasnya.

Ditambahkan Camat Krayan, pembangunan jaringan Telkomsel hingga ke pelosok negeri ini sangat membantu masyarakat dan memudahkan masyarakat dalam berkomunikasi. Tentu hal ini memberikan dampak yang positif pada perekonomian khususnya bagi masyarakat yang memiliki usaha berdagang. Pemesanan logistik lebih mudah, bisa mengurangi biaya.

“Kami bersyukur adanya jaringan Telkomsel, kami merasa diperhatikan pemerintah. Dengan jaringan telekomunikasi ini semua wilayah di Indonesia hingga pelosok negeri bisa terhubung,” pungkasnya. (benuanta)