27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Senjata Api Milik KKB Papua Mulai Berkurang, ini Kata Pangdam Cenderawasih

BatasNegeri – Kepemilikan senjata api di kalangan KKB Papua kini mulai terungkap. Tersiar kabar bahwa jumlah senjata api milik Kelompok Kriminal Bersenjata tersebut, sekarang mulai berkurang.

Kemungkinan itu benar adanya. Karena senjata api tersebut selain direbut kembali oleh prajurit TNI Polri, tetapi juga oleh tertutupnya pintu tapal batas Indonesia dengan Papua Nugini (PNG).

Hal tersebut diungkapkan Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Izak Pangemanan sebagaimana dilansir Pos-Kupang.Com dari Kompas TV, Senin 16 Oktober 2023.

Dikatakannya, senjata api milik KKB Papua merupakan hasil rampasan kelompok kriminal tersebut. Selain itu bersumber juga dari pasar illegal di sejumlah negara di dunia.

Senjata api yang diperoleh dari pasar illegal tersebut, ungkap Pangdam Izak Pangemanan, dibawa masuk ke Papua melalui jalur ilegal. Dan, tapal batas merupakan salah satu pintu masuk senjata api tersebut.

Akan tetapi, tegas Pangdam Izak Pangemanan, sejak pintu perbatasan Indonesia-Papua Nugini diperketat, sejak itu pula tidak ada lagi senjata api yang masuk ke Papua melalui jalur tersebut.

Apalagi, katanya, jalan-jalan tikus yang mungkin selama ini digunakan oleh anggota KKB Papua untuk keluar masuk Papua Nugini, sudah diawasi ketat oleh prajurit TNI Polri yang bertugas di tempat tersebut.

“Jangankan warga sipil atau pun anggota KKB Papua, siapa saja yang berada di sekitar area jalan tikus dan hendak melewati jalan tersebut, pasti akan diamankan,” ujarnya.

Perihal sumber senjata api, Izak Pangemanan mengatakan,  bahwa senjata yang dimiliki KKB Papua itu merupakan hasil rampasan dari prajurit TNI Polri. Senjata itu dirampas dalam insiden kontak tembak dengan TNI Polri.

Insiden kontak tembak itu, kata Pangdam Izak Pangemanan, umumnya terjadi di wilayah Papua Pegunungan dan Papua Tengah. Makanya, senjata api KKB Papua itu bertambah dari hasil rampasan.

“Senjata dan amunisi milik KKB Papua, sebagian besar adalah milik TNI dan Polri. Senjata itu dirampas ketika KKB Papua menyerang TNI Polri,” kata Izak di Jayapura, pada Sabtu 14 Oktober 2023.

Akan tetapi, katanya, situasi saat ini tak lagi seperti dulu. Pintu-pintu tapal batas RI-Papua Nugini, telah diawasi dengan sangat ketat. Sementara patroli keamanan juga ditingkatkan dari waktu ke waktu.

Dengan pola seperti ini, ruang gerak KKB Papua terus dibatasi dari hari ke hari. Belum lagi penyekatan sejumlah titik oleh prajurit TNI Polri, menjadikan Kelompok Separatis Teroris itu tak banyak berkutik.

Menurut Pangdam, saat terjadi kontak tembak di Kampung Mondusit, Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang, prajurit TNI Polri berhasil membungkam anggota KKB Papua yang selama ini beraksi di wilayah tersebut.

Tak hanya lima anggota KKB Papua yang dikirim ke alam baka, senjata api yang digunakan pun dirampas dari tangan komplotan penjahat tersebut.

Pada saat itu, empat senjata api itu berhasil diamankan oleh aparat keamanan kebanggaan NKRI. Empat senjata tersebut, satu di antaranya hasil selundupan KKB Papua, sedangkan tiga senjata api lainnya adalah buatan PT Pindad dan dirampas KKB Papua dari tangan prajurit TNI Polri.

Dengan demikian, katanya, saat ini kepemilikan senjata api KKB Papua semakin berkurang. Pasalnya, selain berhasil direbut kembali oleh TNI Polri, juga karena pengetatan area tapal batas RI-Papua Nugini.

Untuk diketahui, sejak insiden baku tembak dengan prajurit TNI Polri di Kampung Mondusit pada Sabtu 30 September 2023 lalu, hingga kini tak ada lagi tanda-tanda akan adanya serangan kelompok penjahat tersebut kepada aparat TNI Polri.

Apalagi TNI Polri juga punya strategi baru dalam mempersempit ruang gerak komplotan itu. Strategi baru tersebut, adalah membangun Pos Keamanan di setiap lokasi, tempat KKB Papua melancarkan aksi anarkisnya.

“Di Distrik Serambakon itu sudah dibangun Pos Keamanan. Langkah itu dilakukan untuk mempersempat ruang gerak KKB Papua. Jadi sekarang polanya seperti itu,” ujar Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fakhiri di Papua pekan lalu.

Dikatakannya, cara itu juga menjadi tanda bahwa TNI Polri tak akan mundur sejengkal pun dalam menegakkan supremasi hukum dan mempertahankan keutuhan wilayah NKRI dari pihak mana pun,” ujarnya.

Meski aksi-aksi KKB Papua itu mulai diminimalisi tapi aparat TNI Polri terus disiagakan di daerah itu. Tujuannya adalah meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi warga dan daerah tersebut.

Jika keamanan dan kenyamanan terus dijaga, maka aktivitas masyarakat dipastikan kembali normal. Masyarakat bebas beraktivitas tanpa adanya rasa takut dan cemas terhadap gangguan yang dilakukan kelompok itu.[*]

tribunnews.com