27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Memperkuat Kesiapsiagaan dan Respons di Perlintasan Perbatasan Indonesia dan Timor Leste

Oleh: Endang Wulandari*)

BatasNegeri – Penyeberangan perbatasan seperti Motaain di Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia, dan Batugade di Timor Leste adalah tempat perpindahan orang dan barang antarnegara.

Hal ini dapat menjadi titik rawan ancaman kesehatan masyarakat seperti penyakit menular baru (Emerging Infectious Diseases/EIDs).

Memastikan keselamatan dan kesehatan wisatawan di Titik Masuk (PoE – Points of Entry) ini sangatlah penting.

Dengan adanya pandemi COVID-19 yang terjadi baru-baru ini, kita telah belajar pentingnya menjaga perbatasan kita aman dari ancaman kesehatan.

Artinya kita memerlukan kerja sama yang kuat antar negara untuk mempersiapkan dan merespons penyakit berbahaya.

Kesiapsiagaan kesehatan masyarakat dan kapasitas respons pada PoE juga merupakan bagian dari kapasitas inti Peraturan Kesehatan Internasional (IHR – International Health Regulation), yang mengacu pada kemampuan dan sumber daya penting yang harus dimiliki suatu negara untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons peristiwa kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

WHO telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan di Indonesia dan Timor Leste untuk menilai dan meningkatkan kesiapsiagaan kesehatan masyarakat dan kapasitas respons di penyeberangan darat Motaain dan Batugade.

Ini merupakan upaya pertama di wilayah WHO di Asia Tenggara. Pertemuan ini melibatkan peserta dari Indonesia dan Timor Leste, serta pengamat dari India, Nepal, dan mitra internasional.

Inisiatif ini berlangsung dari 29 Agustus hingga 1 September 2023, dan menggunakan alat penilaian kapasitas PoE WHO.

Penilaian bersama ini mengidentifikasi kekuatan dan tantangan, dengan fokus pada kebutuhan dan sumber daya kesehatan masyarakat, bahaya dan kerentanan, serta mekanisme koordinasi untuk mendeteksi dan merespons ancaman kesehatan.

Latihan ini melibatkan berbagai aktivitas, mulai dari memantau virus baru di PoE hingga mengumpulkan sampel, melakukan investigasi lapangan, menilai risiko, melaporkan temuan, dan mengoordinasikan upaya di seluruh bidang.

Hal ini mencakup kerja sama dengan sektor kesehatan hewan dan otoritas perbatasan, serta kerja sama erat dengan negara-negara tetangga untuk kegiatan seperti pelacakan kontak internasional.

“Kegiatan bersama ini meningkatkan koordinasi dan kolaborasi antara PoE di Indonesia dan Timor Leste untuk memperkuat kapasitas di penyeberangan darat dari ancaman kesehatan.

Hal ini membantu kita untuk memahami kapasitas PoE dan mekanisme koordinasi serta untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dan sumber daya yang dibutuhkan,” kata Dr Agustinus Taolin, Bupati Kabupaten Belu, Indonesia, pada sesi pembukaan.

Sementara itu, Dr Odete de Silva Viegas, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan di Timor Leste, mengatakan, “Penilaian ini akan menciptakan sistem yang tangguh dan mampu mengelola krisis kesehatan secara efektif. Komitmen kami untuk memperkuat perlintasan darat menunjukkan dedikasi kami terhadap kesejahteraan komunitas dan populasi global.”

Penilaian tersebut menunjukkan bahwa risiko kesehatan prioritas di Motaain mencakup virus Corona Sindrom Pernafasan Timur Tengah, COVID-19, rabies, demam berdarah, dan malaria.

PoE Motaain dilengkapi dengan baik untuk memberikan perawatan medis, transportasi bagi wisatawan yang sakit, memeriksa kendaraan, memastikan lingkungan yang aman dan menjalankan program pengendalian vektor.

PoE juga dipersiapkan untuk keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, lengkap dengan rencana darurat dan tindakan untuk mendisinfeksi bagasi dan kargo.

Namun tantangannya adalah terbatasnya sumber daya manusia dan pemantauan wisatawan yang melintasi perbatasan melalui PoE informal.

Di akhir penilaian, para peserta berkomitmen untuk secara kolektif memperkuat kesiapsiagaan kesehatan di perlintasan darat, yang mencakup penetapan titik fokus, berbagi data tentang potensi bahaya, dan terlibat dalam pertemuan rutin dan inisiatif kolaboratif.

Pembahasan penting ini akan dilanjutkan pada pertemuan tingkat tinggi yang melibatkan Indonesia dan Timor Leste.

Kegiatan bersama ini merupakan langkah besar ke arah yang benar. Hal ini menyatukan negara-negara untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, bekerja sama untuk menjaga komunitas mereka dan dunia aman dari ancaman kesehatan.

Upaya ini menjadi contoh bagi PoE lainnya di Indonesia dan negara-negara anggota WHO di Kawasan Asia Tenggara, seperti India dan Nepal.

Dengan melakukan kegiatan ini secara rutin, kita dapat mengurangi risiko keadaan darurat kesehatan masyarakat.

Kegiatan ini didukung dengan murah hati oleh Pemerintah Jerman.[tribunnews]

*)National Professional Officer (Epidemiolog), WHO Indonesia