BatasNegeri – Militer Filipina berencana untuk membenahi pasukan cadangannya ketika pihaknya memperkuat pertahanan negara itu agar dapat beradaptasi terhadap tantangan keamanan yang terus berkembang, termasuk ancaman yang ditimbulkan oleh keagresifan Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Selama Pekan Anggota Pasukan Cadangan Nasional Angkatan Bersenjata Filipina (Armed Forces of the Philippines – AFP) pada Oktober 2023, Kepala Staf AFP Jenderal Romeo Brawner Jr. mengatakan pasukan dinas aktif dan cadangan harus saling melengkapi. Invasi Rusia yang tidak beralasan ke Ukraina telah menggarisbawahi pentingnya memobilisasi warga sipil ketika diserang, demikian ungkapnya.
Per Juni 2023, AFP memiliki 150.000 personel dinas aktif dan sekitar 1,2 juta personel cadangan.
Ketegangan meningkat di antara Filipina dan RRT terkait sengketa wilayah di Laut Cina Selatan, yang hampir seluruh wilayahnya diklaim Beijing meskipun klaim itu bertentangan dengan keputusan mahkamah internasional pada tahun 2016. Sengketa itu telah menyatukan masyarakat Filipina untuk melindungi kepentingan nasional, demikian ungkap Romeo Brawner Jr., sembari menekankan pentingnya pasukan cadangan yang kuat. “Kita hanya memiliki satu negara dan kita semua memiliki kepentingan di dalamnya,” ungkapnya.
AFP sedang mempersiapkan diri untuk membentuk kembali korps pelatihan perwira cadangan wajib untuk memastikan adanya program “baru dan profesional”, demikian ungkap Romeo Brawner Jr.
Perancangan ulang pasukan cadangan itu diharapkan dapat meningkatkan koordinasi, integrasi, dan interoperabilitas di antara pasukan reguler dan cadangan untuk memastikan respons tepat waktu jika diperlukan, demikian ungkap Mayor Jenderal Joel Alejandro Nacnac, wakil kepala staf AFP untuk urusan anggota pasukan cadangan dan purnawirawan.
“Pasukan cadangan berfungsi sebagai basis perluasan pasukan reguler semisal terjadi perang, invasi, atau pemberontakan; bantuan dan penyelamatan pada saat terjadinya bencana atau musibah; untuk pembangunan sosial ekonomi; serta dalam pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas penting pemerintah atau swasta dalam rangka menjalankan misi AFP secara keseluruhan,” ungkapnya.
Pada saat yang sama, pasukan cadangan yang kuat dapat memberikan sinyal kepada musuh potensial bahwa suatu negara siap memobilisasi penduduknya untuk membela kepentingan nasionalnya, demikian ungkapnya.
Joel Alejandro Nacnac mengatakan struktur tradisional Pasukan Cadangan AFP berbasis pasukan darat dan berfokus pada operasi infanteri bagi Angkatan Darat, keamanan pangkalan bagi Angkatan Udara, operasi di atas kapal bagi Angkatan Laut, dan operasi amfibi bagi Marinir.
“Sebelumnya, tidak ada contoh interoperabilitas dan integrasi pasukan cadangan ke dalam pasukan reguler,” ungkapnya.
“Seperti yang diamati di masa lalu, pasukan cadangan diperlakukan sebagai ‘pasukan yang berdiri sendiri’ yang terpisah dari pasukan reguler. Oleh karena itu, restrukturisasi organisasi Pasukan Cadangan AFP saat ini akan memastikan interoperabilitas dan integrasi anggota pasukan cadangan secara mulus ke dalam pasukan reguler.”
Joel Alejandro Nacnac mengatakan inisiatif perancangan ulang itu dapat mencakup “pelatihan yang lebih menantang dan modern, dengan lebih menekankan pada pengetahuan dan kemampuan yang terkait dengan masalah keamanan saat ini, seperti keamanan siber, terorisme, dan tanggap bencana.”
“Untuk memungkinkan integrasi yang mulus selama pengerahan atau operasi gabungan, berbagai upaya juga dapat dilakukan untuk menstandardisasi peralatan guna meningkatkan interoperabilitas dengan pasukan reguler,” ungkapnya.[*]
More Stories
Sebanyak 18.481 keluarga di perbatasan RI-Malaysia Mendapat Bantuan Pangan dari Bulog
Indonesia-Malaysia Jalin Kerja Sama Pembangunan SOSEK MALINDO di Wilayah Perbatasan
Ini Lima Pintu Imigrasi yang Sering Digunakan Buronan Internasional untuk Masuk Indonesia