29 April 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Serius Tangani Tol Laut, Jokowi: Majapahit Besar Karena Perhatikan Samudra

BatasNegeri – Presiden Joko Widodo (Jokowi) tegas mengupayakan agar harga barang di seluruh wilayah Indonesia tidak mengalami disparitas, salah satu upaya mendukung itu dengan menggalakkan tol laut.

Dalam video yang diunggah akun Youtube resmi milik presiden, tahun lalu (28/7/2016), dirinya mengingatkan bahwa Indonesia pernah menjadi bangsa yang besar karena memberikan perhatian besar terhadap sektor kelautan, sebagaimana dia mencontohkan Kejayaan Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sriwijaya.

“Majapahit besar karena memerhatikan laut dan samudera. Zaman Sriwijaya dulu juga negara kita besar karena memerhatikan laut dan samudera, kita tidak memunggungi laut,” kata Jokowi, Rabu (20/12/2017).

Jokowi mengingatkan juga bahwa Indonesia merupakan negara yang mayoritasnya adalah laut. Porsi daratan hanya 1/3 dari luas keseluruhan wilayah NKRI. Artinya 2/3 Indonesia adalah laut. Oleh karenanya, pemerintah yang saat ini dipimpin Jokowi menaruh perhatian besar terhadap infrastruktur laut, yaitu tol laut.

“Oleh sebab itu sekarang konsentrasi kita ada di air, di pelabuhan, karena kita adalah negara kepulauan. Kenapa perlu tol laut? supaya menghubungkan antar pulau, antar provinsi, antar kota antar kabupaten. Kita ingin dari Tobelo (Maluku Utara), mau ke Aceh bisa. Dari Lhokseumawe mau ke Galela (Maluku Urara), mau ke Tobelo bisa. Ini lah Indonesia,” ujarnya.

Dengan terkoneksinya antar wilayah di Indonesia maka harapannya harga-harga barang di seluruh daerah tidak terlalu jauh berbeda. Dengan demikian tercipta kesetaraan harga barang antar wilayah baik di barat maupun timur Indonesia.

“Kalau semuanya sambung, barang-barang itu akan sama harganya di semua tempat, tidak bisa semen misalnya di Sulawesi Rp 70 ribu di Wamena bisa ampe Rp 800 ribu. Ini harus dirampungkan, harus diselesaikan. Masalahnya apa? infrastruktur,” jelasnya.

Maka, pemerintah saat ini gencar memperbincangkan infrastrukturnya. Jokowi menyadari kalau pembangunan infrastruktur membutuhkan investasi yang tidak sedikit. Namun hal itu tidak menjadi alasan bagi pemerintah menunda pembangunan. “Pak menterinya tanya duitnya dari mana pak? urusan saya. Ya duitnya dicarikan,” sambungnya.

“2015 di Indonesia Timur kira-kira ada 38 pelabuhan, baik yang diperluas, baik yang baru maupun yang diperbaiki. Ini menurut kita proses menuju kesiapan-kesiapan infrastruktur pelabuhan dalam rangka tol laut. Untuk apa? sekali lagi ini mobilitas manusia, mobilitas barang, harga transportasi yang lebih murah, biaya logistik yang lebih murah dan akhirnya harga-harga akan turun supaya harga di semua pulau-pulau tidak sama tetapi mirip, jangan terlalu disparitasnya terlalu melebar,” tuntasnya.[*]

detik.com