26 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Desa Tujung, Tetap NKRI

BatasNegeri – Ada lebih 200 jiwa dari 30 kepala keluara yang tinggal di Desa Tujung, Kecamatan Sembakung, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara). Dekat dengan perbatasan negara tetangga Malaysia, berjarak sekitar dua jam dengan transportasi darat dan laut.

Mereka merupakan suku Dayak Tujung. Ini merupakan perkampungan baru dan baru pindah dari desa asalnya, di pesisir sungai. Potret para pejuang desa yang memiliki semangat, ceria, rukun, gotong royong, dan tetap menjunjung tinggi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Ada embung desa berbentuk bulat berdiameter sekitar 5 meter ini menampung air hujan dan aliran air dari akar pohon. Dalamnya sekitar 1 meter. Setiap sore anak-anak dan remaja bermain berenang di sini. Airnya juga disalurkan ke rumah penduduk.

Karena belum ada gereja, balai pertemuan umum (BPU) Desa sementara dimanfaatkan penduduk yang hampir 90 persen Nasrani itu. Bangunan berbahan kayu seluas 600 meter persegi ini dibuat mirip ruangan besar. Untuk beribadah, belajar-mengajar dan kegiatan penduduk lainnya.

Suku Dayak Tujung merupakan bagian dari suku Dayak Agabag, mereka tak bisa lepas dari Iloi. Makanan khas berbahan singkong. Mereka menanam singkong tidak untuk dijual, melainkan sebagai makanan pokok sehari-hari. Singkong yang ditanam di dalam hutan, biasanya dipanen antara 5-6 bulan.

Singkong ini selanjutnya dikupas, dicuci bersih, dan diparut. Selanjutnya hasil parutan singkong diperas sambil diberi air bersih, air hasil menampung hujan. Prosesnya memakan waktu seharian.

Rendaman parutan singkong ini akhirnya berubah menjadi tepung putih, yang biasa dikenal tepung kanji. Nah, tepung ini disimpan dalam sebuah wadah dan sewaktu-waktu diambil untuk dimasak sebagai makanan pokok.[*] 

(prokal.co.id)