27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Tugas KKP Ubah Paradigma Negatif tentang Nelayan

BatasNegeri – Nelayan, khususnya yang berada di wilayah perbatasan antar negara, masih sering dilekatkan dengan sejumlah pandangan negatif seperti kumuh, terbelakang, miskin, dan selalu terjebak tengkulak.

Stereotip ini tidak seluruhnya salah, karena kondisi riil masyarakat nelayan di Tanah Air sebagian besar masih berkutat dengan kemiskinan, keterbelakangan, kumuh dan sulit dilepaskan dari ulah para tengkulak.

Kondisi ini dibenarkan Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (Iskindo).

“Kondisi nelayan di perbatasan sangat terbatas dari aspek teknologi penangkapan ikan, kondisi kapal dan keselamatan serta pengolahan dan pemasaran hasil tangkapan sehingga memerlukan dukungan teknologi untuk tingkatkan pendapatan mereka,” kata Ketua Umum Iskindo, M Zulficar Mochtar.

Iskindo menyarankan  agar ada kebijakan untuk mendorong dan mendukung intervensi teknologi kepada kalangan nelayan. Kebijakan ini tergolong kebutuhan mendesak terutama dalam rangka mengoptimalkan nelayan di pulau-pulau perbatasan.

Seruan Iskindo mendapat respons positif dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Menurut Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP Sjarief Widjaja, adalah tugas KKP mengubah stereotipe negatif terhadap nelayan itu menjadi positif sehingga semakin banyak orang yang tertarik untuk masuk ke dalam dunia perikanan nasional.

“Mari kita sekarang membalik paradigma (negatif tentang nelayan),” kata  Sjarief Widjaja.

KKP bahkan tengah berupaya agar semakin banyak generasi muda yang tertarik menjadi pelaku usaha perikanan.

Upaya konkret yang dapat dilakukan misalnya, melibatkan startup atau perusahaan perintisan bidang perikanan melakukan kajian dan pilot program penggunaan aplikasi internet bagi nelayan di pulau perbatasan, seperti  di Natuna, Sebatik dan Saumlaki yang memiliki kondisi infrastruktur telekomunikasi lebih mumpuni untuk ukuran pulau-pulau perbatasan lainnya.

Pemanfaatan aplikasi telekomunikasi untuk nelayan di pulau perbatasan bertujuan untuk meningkatkan pendapatan nelayan melalui penyediaan informasi pasar. Mereka juga perlu mendapatkan dukungan teknologi penangkapan agar dapat melakukan penangkapan ikan secara efisien dan memenuhi aspek keselamatan pelayaran.

Sebagai bangsa kita berharap, di periode kedua kepemimpinan Presiden Jokow Widodo (Jokowi) lima tahun ke depan, perhataian untuk mengembangkan profesi nelayan bisa lebih baik lagi, khususnya bagi nelayan di Pulau Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T). Karena, salah satu Nawacita dari Presiden Jokowi adalah mempercepat kesejahteraan masyarakat pulau terluar dan berbatasan. [*]