27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Tol Laut Jadi Penopang Ekonomi Masyarakat Perbatasan

BatasNegeri – Kehadiran Tol Laut yang merupakan program pemeritah sangat membantu masyarakat di Kabupaten Nunukan. Sebab, melalui Tol Laut yang mengangkut Bahan Pokok dan Bahan Penting (Bapokting) seperti bahan bangunan, kayu, besi, semen, tepung, dan kebutuhan lainnya bisa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di perbatasan.

Kasi Pengendalian Barang Pokok, Penting dan Pemasaran Produk Dalam Negeri, Dinas Perdagangan (Disdag) Nunukan Abdul Rahman menyampaikan, hadirnya Tol Laut menunjukan pemerintah hadir di perbatasan. Melalui Tol Laut yang mengakut kebutuhan masyarakat.

“Pemerintah hadir di perbatasan. Dengan harga lebih murah (kebutuhan) karena adanya fasilitas tol laut yang mengangkut barang-barang ke Nunukan. Jadi bisa diperoleh dengan harga yang tidak mahal,” ucap Abdul Rahman, kemarin.

Dijelaskan, program Tol Laut dimulai sejak 2017 lalu melalu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk wilayah daerah Terpencil, Tertinggal, Terluar dan Perbatasan (3TP). Dimana, program Tol Laut berjalan selama setahun penuh. Dengan target pengangkutan yang telah ditargetkan setiap trayek. Tercatat, untuk trayek T4  yakni Makassar-Garongkong (Barru)-Polewali-Silopo (Mamuju)-Balikpapan-Nunukan hingga saat ini sudah puluhan kali pengangkutan.

“Untuk T4 tercatat hingga pada 4 Juli lalu sudah 10 kali pengangkutan yang dilakukan ke Nunukan. Tol Laut lebih ekonomis dapat memangkas biaya logistik. Dengan begitu, membuat harga menjadi lebih murah dan terjangkau,” sebutnya.

Kemudian, untuk trayek T20 (Surabaya-Tarakan-Nunukan) hingga 7 Juli tercatat sudah 6 kali pengangkutan. Dimana, kapal yang datang kembali dengan mengakut hasil bumi dari Nunukan. Seperti Bungkil Sawit yang telah diangkut sebanyak 128 ton dan muatan balik untuk T4 yakni rumput laut yang merupakan unggulan Nunukan sebanyak 5.300 ton.

“Untuk Nunukan ada dua trayek. Pertama T4 dan T20. Hal ini menguntungkan masyarakat. Sebab kapal kembali dengan mengakut hasil bumi. Produk mereka dapat dipasarkan ke luar wilayah. Ditambah lagi, untuk biaya angkut lebih murah. Sebab, di dalamnya ada subsidi yang diberikan pemerintah,” pungkasnya. (prokal)