27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

Foto-muri.org

Permainan 2018 Meriam Bambu di Sambas, Pecahkan Rekor MURI

BatasNegeri – Meriam bambu atau bedil bambu merupakan permainan tradisional khas Melayu yang cukup dikenal di wilayah Nusantara pada umumnya.

Dalam rangka Kirab Pemuda Tahun 2018 yang berlangsung sejak September hingga November dan dirangkaikan peringatan ke-90 Tahun Sumpah Pemuda, diselenggarakan berbagai kegiatan.

Untuk memeriahkan peringatan Sumpah Pemuda tahun ini, Kabupaten Sambas menggelar acara hiburan rakyat. Di antaranya adalah menampilkan  permainan 2.018 buah meriam bambu atau lagum, Ini dilakukan sekaligus untuk melestarikan tradisi permainan meriam bambu agar tidak terkikis perkembangan zaman.

Permainan ini digelar di  Lapangan Bola Desa Sijang, Kabupaten Sambas, pada 28 Oktober 2018. Dalam kegiatan tersebut panitia menghadirkan 2.500 peserta.

Ketua panitia lokal kegiatan, Yuspiandi menjelaskan kegiatan tersebut adalah hasil kolaborasi pemuda di Kabupaten Sambas.

“Kami berkolaborasi dengan pemuda di Sambas dan pemuda khususnya Kecamatan Galling. Jadi kawan kawan menyanggupi untuk rekor MURI ini dengan meriam bambu, dengan 2018 Meriam Bambu” ujar Yuspiandi, Senin (29/10/2018).

Menurutnya, sebelumnya disiapkan sebanyak 2000 meriam. Namun menyesuaikan dengan tahun saat ini. Panitia berinisiatif untuk membuatnya menjadi 2018 meriam.

Budaya Meriam Bambu di Sambas

Yuspiandi juga menjelaskan, pada zaman dahulu meriam bambu tersebut digunakan untuk mengusir binatang buas. Tidak hanya itu, meriam tersebut juga digunakan untuk memeriahkan bulan Ramadhan.

Foto-Muri.org

“Karena zaman dahulu banyak binatang-binatang buas, jadi nenek moyang kami menggunakan meriam bambu, untuk mengusir bnatang buas. Itu turun temurun ke anak-anaknya. Dan juga meriam bambu digunakan pada momentum bulan Ramadan. Karena pada bulan ini kita membangunkan masyarakat ketika bersaur,” tuturnya.

Sebagaimana diketahui, meriam bambu tersebut dinyalakan dengan menggunakan minyak tanah dan bensin, sebagai pemantik untuk penyalaannya.

Sampai saat ini, termasuk pada saat pelaksanaan pemecahan Rekor Muri Meriam Bambu Terbanyak kemarin juga masih menggunakan alat dan bahan yang sama sebagai pemantiknya.

Sedangkan terkait dengan pemecahan Rekor Muri. Ia mengatakan Masyarakat dan pemuda di Desanya membuat momentum, bahwa pemuda pemudi khususnya dalam rangka sumpah pemuda bisa berbuat sesuatu.

Dan hasilnya adalah tercantum pada rekor muri. Karena pemuda bisa memecahkan rekor muri dalam rangka sumpah pemuda. Menurutnya, panitia telah menyiapkan kegiatan tersebut dengan matang. Dua hari sebelum mulai kegiatan, Panitia bekerja keras mempersiapkan kegiatan.

Bahkan menurutnya, mulai dari pukul enam pagi sehari sebelumnya sampai pada hari H pihaknya mempersiapkan hal itu.[*]

tribunnews