27 Juli 2024

batasnegeri.com

Membangun Indonesia dari Pinggiran

ilustrasi - Antara Foto

Mengenal Kearifan Lokal Suku Moi

BatasNegeri – Suku Moi adalah nama salah satu suku di Papua Barat. Suku yang mendiami wilayah Kepala Burung (Kabupaten Sorong) dan Raja Ampat ini dikenal berkarakter lembut, sopan dan bertutur kata manis. Masyarakat Suku Moi adalah masyarakat adat yang sangat terbuka terhadap kemajuan dan pengaruh dari luar.

Warga Suku Moi yang tinggal di Kampung Malaumkarta misalnya, masih kental dengan kearifan lokalnya. Pendidikan adat terus diajarkan secara turun temurun pada generasi muda mereka, termasuk egek.

Oleh guru-guru adat yang disebut untalan dan tulkama, kearifan lokal diajarkan kepada murid adat yang disebut uliwi. Sistem pendidikannya pun masih sangat tradisional. Para untalan dan tulkama membawa uliwi langsung untuk berinteraksi dengan alam.

Mereka diajarkan berbagai pengetahuan tentang alam, hukum adat, hingga tata pemerintahan adat. Hal ini penting dalam menjaga kehidupan sosial masyarakat adat Suku Moi. Termasuk, ketika ada dari mereka yang melanggar aturan adat tersebut.

Salah satu kearifan Suku Moi yang terkenal adalah egeg, atau pelarangan pemanfaatan sumber daya alam pada wilayah tertentu. Pelaksanaan tradisi ini diawali dengan pembentukan organisasi adat yang disusun oleh tokoh dan aturan adat.

Kemudian, mereka akan melakukan rapat untuk menentukan wilayah yang akan diterapkan egeg, biasanya berjarak sekitar 3 mil dari garis pantai. Tak hanya pantai, hutan pun juga menjadi wilayah egeg.

Hasil dari rapat tersebut kemudian disosialisasikan kepada masyarakat. Sosialisasi mencakup tahapan proses egeg, mulai dari proses penetapan, yakni 1 minggu sebelum egeg hingga pelaksanaan egeg.

Penetapan egeg kerap disebut dengan prosesi tutup egeg. Proses tersebut dimulai dengan upacara adat oleh para tetua adat dan pidato ucapan syukur kepada Tuhan dan leluhur. Kemudian, tetua adat memasang tanda larangan berupa palang berbentuk X yang diikat dengan daun dan kain berwarna.

Mengutip laman situs Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, September 2016 lalu Suku Moi bekerjasama dengan Loka Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan laut (PSPL) Sorong dalam melakukan konservasi biota laut, yakni penyu dan dugong.

Masyarakat Suku Moi berharap, budaya mereka dapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat lain. Bahkan, mereka berharap agar komunitas lain dapat menirunya.

“Kami berharap dari kerja kami yang di Malaumkarta itu bisa berdampak ke kampung-kampung yang secara budaya mereka memiliki pengetahuan dan budaya yang sama, yakni egeg,” pungkas Torianus.[*]

berbagai sumber